Ditulis oleh : Sudiyatmo, MD
Ditulis
saat menjalani stase PPDS Bedah di RSUD Suliki (Februari 2013)
References
:
·
Emergencies
in Urology, editor Markus Hohenfellner, Richard A.Santucci
·
Urological
Emergencies in Clinical Practice, Hashim Hashim et al
·
Campbell-Walsh
Urology, 9th ed.
EPIDEMIOLOGI
Urosepsis
disebabkan oleh invasi mikroorganisme yang berasal dari saluran kemih yang
kemudian menimbulkan respon kompleks melalui sintesis mediator endogen yang
selanjutnya menimbulkan berbagai respon klinis. Kejadian sepsis di AS berkisar
750.000 kasus/tahun dan mengakibatkan 250.000 kematian/tahun. 50% kasus sepsis
bermula dari saluran kemih.
Urosepsis
disebabkan oleh bakteri gram negatif (seperti Escherichia coli, 52%; Enterobacteriaceae,
22%; Pseudomonas aeruginosa, 4%),
bakteri gram positif (seperti Enterococcus
Sp, 5%; Staphylococcus aureus, 10%).
PATOFISIOLOGI
Secara
garis besar kejadian sepsis dapat disimpulkan dengan rangkaian proses:
- Perfusi yang buruk pada kulit dan organ internal dengan berkurangnya gradien oksigen arteri vena, akumulasi laktat (asisdosis metabolik) dan anoksia
- Aktivasi komplemen dan kaskade pembekuan darah
- Aktivasi limfosit B dan T
- Aktivasi netrofil sehingga meningkatkan aktivitas kemotaksis
- Meningkatnya permeabilitas kapiler (sindrom kebocoran kapiler), hemokonsentrasi, berkurangnya volume darah dalam sirkulasi
- Akumulasi netrofil pada paru yang melepaskan protease dan oksigen radikal bebas yang akan mengubah permeabilitas alveolar-kapiler sehingga meningkatkan transudasi cairan, ion, dan protein kedalam ruang intersitial dan pada akhirnya terjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Depresi myocard, hipotensi
- Percepatan apoptosis sel limfosit dan sel-sel epitel saluran perccerna
- Disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Kegagalan fungsi hepar, ginjal dan paru-paru.
SISTEM KLASIFIKASI
Penggolongan
menjadi penting untuk evaluasi prognosis pasien, beratnya sepsis dan untuk menilai
keberhasilan terapi atau pendekatan terapi terbaru. Klasifikasi ini berupa :
1. Kriteria
I :
terdapat bukti infeksi (kultur darah yang positif) atau secara klinis terduga
infeksi.
2. Kriteria
II :
terpenuhinya kriteria systemic
inflammatory response syndrome (SIRS)
-
Suhu tubuh ≥38°C atau ≤36°C
-
Nadi ≥90 kali/menit
-
Frekuensi pernapasan ≥20 kali/menit
-
Leukosit ≥12x109 /l atau ≤4 x109/l
-
Alkalosis respiratori PaCO2 ≤32 mmHg
-
Netrofil immature > 10%
3.
Kriteria
III : Multiple organ
dysfunction syndrome (MODS)
- Cardiovascular : tekanan darah sistolik ≤90 mmHg, atau mean arterial blood pressure ≤70 mmHg setelah dilakukan resusistasi cairan yang adekuat
- Ginjal : produksi urin < 0,5 ml/kgBB per jam setelah dilakukan resusistasi cairan
- Pernapasan : PaO2 ≤ 75 mmHg atau rasio PaO2/FiO2 ≤ 250
- Hematologi : angka trombosit <80x109 atau terjadi penurunan angka trombosit sebanyak 50% dibandingkan 3 hari sebelumnya
- Asidosis metabolik : pH ≤ 7,30 atau base deficit ≥ 5 mm/l, level laktat dalam plasma > 1,5 kali diatas normal
- Otak : somnolen, bingung, melawan/marah, koma
Berdasarkan
kriteria di atas, secara klinis sepsis dapat dapat dibedakan menjadi tiga
stadium.
FAKTOR RISIKO UROSEPSIS
Faktor
predisposisi untuk terjadinya urosepsis meliputi usia lanjut, diabetes
mellitus, keganasan, cachexia, immunodefesiensi, radioterapi, terapi
sitostatik, uropathy obrtuktif (striktur uretra, BPH) kanker prostat,
urolitiasis, penyakit inflamasi (pyelonefritis, prostatitis akut, epididimitis,
abses ginjal, abses paranefrik), dan infeksi nosokomial pasca pemasangan
kateter, endoskopi atau biopsi prostat.
PROSEDUR DIAGNOSIS (LABORATORIUM)
Setelah
melakukan pemeriksaan laboratorium maka, pemeriksaan terhadap fokal infeksi
wajib dilakukan dengan melakukan anlisa terhadap urin, sekret purulen ataupun
abses.
MIKROBIOLOGI
Analisa
pada minimal dua kali kultur darah (aerob dan anaerob) pada saat yang bersamaan
dengan sampel darah vena merupakan suatu keharusan. Bakterimia sendiri dapat terjadi
dengan derajat yang sangat rendah (10 mikroorganisme/ml), sehingga kultur darah
ulang mungkin dibutuhkan (>50% kasus severe sepsis dengan hasil kultur negatif).
Kultur darah paling baik diambil ketika suhu tubuh meningkat. Jika antibiotik telah
diberikan maka, maka kultur dapat diambil sebelum pemberian antibiotik
berikutnya.
MANAJEMEN
Tujuan utama
terapi urosepsis :
1.
Stabilisasi hemodinamik
2.
Meningkatkan saturasi oksigen dan penggunaan
oksigen
3.
Mencukupkan saturasi oksigen
4.
Meningkatkan fungsi organ (jantung, paru, hepar,
ginjal)\
5.
Terapi antibiotik untuk sepsis
6.
Eradikasi sumber infeksi
Prinsip
resusistasi mencakup airway dan breating dan optimalisasi perfusi. Intubasi dan
ventilasi mekanik mungkin dibutuhkan. Dukungan oksigen dibutuhkan namun
pemberian oksigen yang berlebihan jangka panjang tidak dianjurkan. Optimalisasi
perfusi jaringan dengan resusistasi cairan untuk memperbaiki tekanan pengisian
sirkulasi. Agen vasokatif seperti norepinefrin atau dopamin dapat diberikan
untuk mendukung tekanan darah yang adekuat. Namun demikian pemberian dosis
rendah dopamin untuk proteksi ginjal tidak dianjurkan oleh para ahli. Prinsip
lain dari resusitasi adalah optimalisasi deliveri oksigen, penggunaan
kotikosteroid, koreksi koagulopati, mempertahankan kadar gula darah <150
mg/dl.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar