Referensi :
Pediatric Surgery, 6th edition,
Jay L. Grosfeld.
SABISTON, Textbook of Surgery, 19th edition.
Embriology
Pada minggu ke-5 kehamilan, usus pada midgut
mengalami fase elongasi dan berkembang dalam umbilical coelom, umbilical
coelom merupakan rongga pada body
stalk yang terletak pada permukaan anterior embrio. Pada minggu ke-10
kehamilan, usus midgut kembali ke rongga peritoneum untuk melanjutkan proses
rotasi dan fiksasi. Jika usus mengalami kegagalan untuk kembali, maka bayi akan
lahir dengan kondisi dengan isi rongga abdomen yang menonjol keluar dinding
perut melalui umbilical ring dengan
kantong yang masih utuh membungkus organ viscera, kondisi ini dinamakan
omphalocele. Akibat kegagalan proses ini terjadi pada masa awal kehamilan, bayi
dengan omphalocele seringkali muncul dengan kelainan bawaan lain yang
menyertai. Kegagalan perkembangan cephalic
fold akan menyebabkan ectopia cordis, dan kegagalan perkembangan caudal
fold menyebabkan defek pada bladder dan
cloaca extrophy.
Sementara pada gastroschisis, adanya organ
visera diluar dinding abdomen disebabkan oleh kegagalan umbilical coelom untuk berkembang. Sehingga terjadi keterbatasan
rongga abdomen dalam fase elongasi midgut yang kemudian melakukan ekspansi dan
keluar dinding abdomen pada sisi kanan umbilicus. Mengapa pada sisi kanan
umbilicus, hal ini disebabkan karena bagian tersebut sebagai bagian terlemah
akibat tidak terdapatnya vena umbilical kanan, yang telah mengalami resorpsi
pada minggu ke-4 kehamilan. Pada gastroschisis usus mengalami oedem,
menebal,dan terbungkus dengan fibrin-fibrin. Dahulu kondisi ini dianggap
sebagai akibat meconium pada cairan amnion. Namun kemudian terbukti dari bahwa,
sesungguhnya kondisi usus pada gastroschisis masih normal hingga 20 menit
pertama pasca kelahiran. Setelah itu terjadi perubahan akibat paparan udara
pada usus, dan terjadi oklusi dari vena mesentrica pada level defek, yang menyebabkan
terjadinya edema dan transudasi cairan yang mengandung protein.
Pemeriksaan
Antenatal
Ultrasonografi.
Saat ini pemeriksaan antenatal dapat
memastikan diagnosis dini dari omphalocele dan gastroschisis. Keduanya dapat
dibedakan melalui pemeriksaan ultrasonografi dengan ada tidaknya kantong,
hernia umbilical, dan adanya hepar pada defek. Omphalocele dapat terdeteksi
pada usia kehamilan 18-24 minggu dan gastroschisis pada usia kehamilan 20-27
minggu. Dengan USG juga dapat ditemukan adanya atresia intestinal yang
menyertai gastroschisis atau kelainan jantung yang menyertai omphalocele.
Cairan
Amnion dan Serum. Peningkatan
kadar alpha fetoprotein baik serum maupun cairan amnion dan peningkatan
acetylcholinesterase berkaitan dengan adanya defek dinding abdomen jika tidak
ditemukan myelomeningocele.
USG antenatal pada kasus omphalocele.
Omphalocele
Omphalocele ditandai dengan klinis kelainan
di tengah dinding abdomen. Umumnya defek berukuran cukup besar (> 4 cm),
dengan kantong pembungkus yang masih utuh. Kantong terdiri dari amnion sebagai
lapisan terluar, dan peritoneum pada lapisan dalam. Isi kantong dapat hepar,
midgut, atau organ lain seperti limpa. Bayi biasanya lahir dalam kondisi cukup
bulan. Defek yang < 4 cm dapat muncul sebagai hernia umbilical. Sebanyak 50%
bayi dengan omphalocele biasanya hadir dengan kelainan bawaan lainnya. Kelainan
bawaan lainnya yang umum terjadi adalah extropia
bladder atau kloaka dan pentalogy of
Cantrell (omphalocele, hernia diagprahma anterior, sternal cleft, kelainan
jantung, seperti VSD.
Penatalaksanaan awal omphalocele dimulai
dengan melakukan preservasi kantong yang masih utuh dengan kasa yang lembab dan
steril atau kantong plastik steril. Dilakukan pemasangan NGT untuk dekompresi,
terapi cairan dan antibiotik. Pemeriksaan rectal juga bertujuan untuk melakukan
evakuasi mekonium. Mencegah hipotermia termasuk bagian yang sangat penting.
Follow up diagnostik dilakukan untuk mencari kemungkinan kelainan bawaan lain.
Operasi penutupan primer pada defek ukuran kecil dapat dipertimbangkan. Sebagai
alternatif untuk pilihan terapi tutup primer adalah dengan silo, skin flap,
atau prosthetic patch closure. Untuk omphalocele yang berukuran besar dapat
dirawat dengan pemberian agen topikal seperti betadin salep, atau silver nitrat
dan membiarkan kantong mengalami penebalan dan epitelisasi secara bertahap.
Secara umum prognosis bayi dengan omphalocele tergantung pada besarnya defek
dan adanya kelainan bawaan lain.
Pada omphalocele umumnya penutupan primer
tidak dapat langsung dikerjakan karena rongga abdomen yang lebih kecil dan
kantong melekat pada hepar dan ligamentum falciform. Komplikasi yang dapat
muncul akibat penutupan primer terlalu awal adalah peningkatan tekanan
intra-abdomen, yang kemudian menyebabkan gangguan pernapasan, menurunnya aliran
balik vena diikuti menurunnya volume urin dan cardiac output, gangguan aliran darah pada organ pencernaan,
asidosis akibat kinking dari vena
hepatica.
Teknik
operasi : Insisi sirkumferensial pada
kulit beberapa milimeter dari kantong mengelilingi defek dan dilakukan pembuatan
flap hingga mencapai otot rektus abdominis. Kemudian dilakukan
eksisi/pemotongan kantong dengan ligasi vasa umbilical dan urachus. Usus
dikembalikan ke rongga intra-abdomen lebih dahulu, kemudian diikuti dengan
hepar. Hepar akan membantu dalam fiksasi usus tetap berada pada posisinya.
Untuk penutupan primer, dilakukan penjahitan matras pada semua lapisan dinding
abdomen terkecuali kulit. Kulit dijahit dengan running suture. Dapat dipertimbangkan untuk melakukan jahitan subcuticular pada kulit untuk mencapai
kosmetik yang lebih baik.
Gastroschisis
Pasien biasanya lahir dalam kondisi prematur.
Defek biasanya terjadi di sisi kanan umbilical cord. Defek biasanya berukuran
rata-rata < 4 cm. Dalam 20 menit pertama setelah lahir, usus biasanya masih
dalam kondisi normal, kemudian dinding usus yang keluar akan menebal dan
disertai eksudat fibrin sehingga loop usus menjadi sulit untuk dipisahkan.
Karena itu dibutuhkan reduksi dan penutupan secepatnya pasca kelahiran. Umumnya
bayi yang telah terdeteksi melalui pemeriksaan antenatal, dapat langsung
dipersiapkan untuk penutupan defek segera setelah kelahiran. Kelainan bawaan
lain cukup jarang terjadi, dan biasanya berkaitan dengan midgut, atresia intestinal
terjadi pada 15% kasus. Bayi harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari
trauma pada usus dan kehilangan cairan. Hati- hati terjadinya volvulus.
Bayi dengan gastroschisis (gambar : koleksi pribadi)
Teknik
operasi : setelah dilakukan pembiusan,
dilakukan reduksi konten usus, termasuk evakuasi mekonium per-rektal. Perlu
dipastikan tidak adanya atresia usus, yang sering menyertai kasus
gastroschisis. Manuver operasi lainnya seperti operasi pada omphalocele.
Penutupan dengan kosmetik yang baik dapat dicapai dengan membiarkan umbilikus
intak. Umbilikus akan berada disamping sisi penjahitan. Jika jahitan terlalu
ketat, dapat dipertimbangkan relaxing
incision pada sisi lateral abdomen kanan dan kiri.Untuk penutupan primer,
usus dikembalikan ke dalam rongga intra-abdomen dan dilakukan aproksimasi
fascia dan kulit. Jika organ viscera tidak dapat dimasukkan ke dalam intra-abdomen,
maka usus dimasukkan secara serial, dan dilakukan penjahitan tiap 5-7 hari.
Untuk sementara dapat dilakukan penutupan usus/defek dengan silo bag modifikasi. Selama periode
postoperasi, jika penutupan kulit terlalu ketat, maka dibutuhkan paralisis otot
untuk menjamin perfusi dan mencegah asidosis metabolik. Sebagian besar pasien
akan mengalami kondisi ileus yang lama.
Pemantauan Tekanan Intra-abdomen Pasca Operasi
Pasca penutupan primer perlu dilakukan pemantauan tekanan intraabdomen, yang lazim dinilai melalui tekanan intravesika. Tekanan < 12 mmHg dianggap aman. Tekanan 15-20 mmHg perlu observasi ketat,dengan kemungkinan dilakukan intervensi. Jika tekanan > 20 mmHg, maka perlu dilakukan tindakan invasif dengan membuka kembali penjahitan.
Gambar gastroschisis dengan penutupan silo modifikasi dari urin bag (gambar : koleksi pribadi)