Sumber :
Principles of Pediatric Surgery, James A. O’Neill, Jr et al.
Tumor Wilms’ adalah tumor embrional yang berasal dari ginjal. Sekitar
10% dari keganasan pediatri adalah tumor Wilms’. Kebanyakan kasus tumor Wilms’
didiagnosis pada anak umur 1-4 tahun. Tumor Wilms’ dapat ditemukan pada anak
lebih tua, dan kadang ditemukan pada remaja dan dewasa muda. Walaupun tumor
Wilms’ terjadi secara sporadik, isolasi gen penyebab tumor Wilms’ telah
dilaporkan. Gen pertama (WT1) telah
diisolasi untuk mengetahui asosiasi perkembangan abnormal (aniridia, malformasi
genitourinarius, dan retardasi mental (sindroma WAGR) dan peningkatan risiko
kejadian tumor Wilms’. Gen kedua yang berhubungan dengan tumor Wilms’ adalah
WT2 yang ditemukan pada kromoson 11 pada band 15. Gen WT2 juga ditemukan pada
sindrom Beckwith-Widemann (sindrom pertumbuhan berlebih termasuk viseromegali,
makroglosia, dan hiperinsulinemik hipoglisemia).
Manifestasi Klinis
Umur rata-rata munculnya tumor Wilms’ adalah 3 tahun. Berbeda dengan
Neuroblastoma, tumor Wilms’ secara relatif tidak umum dijumpai pada anak kurang
dari 3 bulan, walaupun demikian, satu pertiga dari kasus tumor Wilms’ ditemukan
pada anak umur 6-12 bulan. Tumor Wilms’ biasanya muncul sebagai massa abdomen
yang besar, bulat, halus,dan tidak nyeri yang sering dideteksi orang tua saat
memandikan anaknya atau pada pemeriksaan rutin di dokter. Hematuria masif
ditemukan pada 10-15% kasus, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan karena
membesarnya ginjal yang disebabkan oleh tumor. Massa flank bilateral kadang
teraba pada tumor Wilms’ bilateral. Anorekisa, demam, dan berat badan turun
terjadi pada 10-15% kasus. Peningkatan tekanan darah terjadi pada 20% kasus
yang berkaitan dengan hipertensi yang diinduksi renin-angiotensin akibat
kompresi aparatus jukstaglomerular oleh tumor. Kadar renin serum dapat
meningkat.
Gambar 1. Massa abdomen kiri pada tumor wilm's
Evaluasi Diagnostik
Foto polos abdomen sering menunjukkan massa dengan desakan visera dan
kalsifikasi (<10%). Kalsifikasi biasanya ditemukan pada lokasi perifer tumor
dan menunjukkan gambaran cangkang telur dibandingkan dengan bintik kalsifikasi
pada bayi dengan neuroblastoma adrenal. Ultrasonografi abdomen biasanya
menunjukkan ginjal sebagai lokasi tumor primer, menentukan apakah tumor solid
atau kistik (tumor Wilms’ biasanya muncul sebagai tumor solid), dan
mengindikasikan ekstensi intravaskular sampai ke vena renalis, vena cava
inferior, terkadang atrium kanan. CT scan menunjukkan perluasan tumor pada
ginjal, sering dengan parenkim normal di sekitar margin dengan distorsi
instrinsik dan displacement medial. CT scan juga digunakan untuk
mengidentifikasi adanya pembesaran nodus limfoid pararenal, paracaval, dan para
aorta, menentukan kemungkinan adanya tumor Wilms’ pada ginjal kontralateral,
serta menentukan apakah terdapat metastase pada hepar. Foto rontgen thoraks
diambil untuk menentukan adanya metastasis pulmoner. Penelitian menunjukkan
tiga tempat metastase yang umum terjadi, yaitu nodus limfe lokal dan regional,
paru, dan hepar. CT scan tidak dapat
menentukan resektabilitas tumor, karena resektabilitas secara akurat dieksplorasi
intraoperatif.
Staging
Staging berdasarkan North
America with Wilms’ tumor pada protokol NWTSG adalah berdasarkan staging pembedahan dan evaluasi
radiografi untuk metastasis. Staging pembedahan
dievaluasi berdasarkan penetrasi kapsul ginjal, keterlibatan nodus limfe,
margin mikroskopik positif untuk tumor residu, dan tumor renal bilateral.
Klasifikasi histologis tumor Wilms’ lebih krusial untuk menentukan
prognosis dan terapi tumor daripada
staging penyakit.
Stage
|
Penjabaran
|
I
|
Tumor
unilateral berkapsul tanpa keterlibatan kapsul atau nodus lmif yang dapat
direseksi komplit tanpa keluarnya tumor
|
II
|
Tumor
unilateral dengan keterlibatan kapsul renal atau lemak hilus, perlengketan ke
struktur lokal, termasuk vena renalis, tanpa keterlibatan nodus limfe yang
dapat direseksi komplit tanpa jeluarnya tumor
|
III
|
Tumor
unilateral dengan keterlibatan nodus limfe regional, ruptur tumor
peroperatif, tumor keluar secara signifikan intraoperatif, reseksi inkomplit,
atau biopsi tumor ...?
|
IV
|
Metastase
ke paru, tulang, otak, dan heoar dan keterlibatan nodus limfe jauh
|
V
|
Tumor
renal bilateral
|
Teknik Operasi
Manajemen operatif tumor Wilms’ terdiri dari persiapan operasi,
reseksi radikal monitor anestesi umum. Prosedur dilaksanakan dengan insisi
panjang secara transversal transabdominal dua jari di atas umbilikus atau
insisi torakoabdominal. Insisi memanjang dari garis midaksilaris pada sisi
ipsilateral sampai garis aksila anterior pada sisi kontralateral. Insisi harus
cukup besar untuk mengevaluasi kedua ginjal dan untuk mengangkat lesi tanpa
rmenyebabkan tumor ruptur. Insisi pada regio flank tidak adekuat untuk mencapai
tujuan ini. Sangat penting untuk mencegah pecahnya tumor karena hal tersebut
meningkatkan rekurensi terjadinya tumor abdomen. Jika tumor besar dan
melibatkan sisi atas ginjal dan secara signifikan mengangkat diafragma, insisi
torakoabdominal dapat membantu.
Ginjal berlawanan harus dievaluasi terlebih dahulu untuk melihat
kemungkinan tumor. Pada anak dengan tumor Wilms’ pada sisi kanan, fleksura hepatika,
perlengketan dengan kolon kanan dan mesenterium harus dilepaskan dengan
hati-hati dari permukaan tumor dan dibuang dari medial. Tumor dibebaskan secara
hati-hati dari duodenum dan hepar, untuk melihat paparan vena cava intrahepar.
Jika memungkinkan, hilum ginjal kanan dikerjakan terlebih dahulu.
Arteri dan vena renalis diindentifikasi, vena dipalpasi secara hati-hati untuk
melihat ekstensi trombus tumor ke intravaksular, jika bebas tumor, vena dan
arteri masing-masing diligasi dan dipotong. Vena dan arteri renalis proksimal
diligasi dengan benang. Ligasi dini membatasi hilangnya darah selama reseksi
dan secara teoritis mengurangi risiko metastasis hemotogen dan limfogen selama
prosedur. Ligasi dini tidak selalu memungkinkan untuk dilakukan, dan mobilisasi
tumor dapat dibutuhkan pada beberapa kasus untuk mengidentifikasi pedikel
vaskular tanpa merusak organ lain. Nodus limfe pada hilum ginjal dan paraaorta
ipsilateral dieksisi untuk keperluan staging.
Pada anak dengan tumor pada sisi kiri, fleksura splenikus kolon
dimobilisasi, dan kolon desenden serta mesenterium dipisahkan dari tumor. Limpa
dan pankreas diangkat dan diretraksi ke depan dan ke atas untuk melihat seluruh
ruang retroperitoneal dan diafragma. Diseksi medial dapat memperlihatkan aorta
dan vena renalis kiri dapat terlihat melewati aorta sebelum masuk ginjal. Vena
renalis dipalpasi dan dievaluasi untuk ekstensi tumor intravaskular. Arteri dan
vena renalis secara hati-hati diligasi dua kali dan dipotong. Tumor dibebaskan
dengan mendiseksi massa keluar dari aorta. Aarteri mesenterika superior
diidentifikasi dan dipertahankan. Ureter kiri dipotong dekat buli, dan diseksi
diselesaikan dengan mengangkat nodus limfe paraaorta kiri dengan spesimen untuk
mengevaluasi keterlibatan tumor.
Manajemen tumor Wilms’ bilateral tergantung luasnya tumor pada kedua
ginjal dengan tujuan untuk mempertahankan parenkim fungsional ginjal yang bebas
tumor. Prosedur harus diawali dengan biopsi bilateral untuk menentukan histologi
tumor kedua ginjal. Pasien diterapi dengan kemoterapi berdasarkan histologi dan
staging, serta dikaji ulang
berdasarkan CT scan dengan kontras untuk mengevaluasi respon tumor dan
menentukan apakah operasi kedua bermanfaat. Jika tumor bilateral menetap,
kemoterapi tambahan diberikan, dan eksplorasi operatif berikutnya ditunda.
Operasi ketiga dapat dibutuhkan untuk
membuang sisa tumor dan mempertahankan jaringan ginjal. Pilihan yang
tersedia pada pasien langka ini hanya nefrektomi. Perawatan selanjutnya pada
pasien ini adalah dialisis peritoneal atau hemodialisis dan kemoterapi
kira-kira setahun setelah percobaan transplantasi ginjal.
Tatalaksana dan prognosis
Setelah dilakukan eksisi, tatalaksana selanjutnya tergantung pada
staging dan histologi tumor. Hal ini juga menentukan apakah pasien tersebut
menerima radiasi lokal atau tidak. Respon tumor FH dalam terapi baik, dengan
hasil dari studi keempat NWTSG yang paling baru (NWTS-4) melaporkan bahwa dalam
2 tahun ini, rata-rata angka bebas relaps, yaitu stage I FH 94,9%, stage
1/anaplasia 87,5%, stage II/FH 85,9%,
stage III/FH 91,1%, stage IV/FH 80,6%, dan stage I hingga IV/CCSK 84,1% (gambar
20-3).
Terapi untuk tumor UH lebih diintensifkan karena respon yang buruk
terhadap standar terapi. Pada protokol saat ini, anak-anak dengan tumor
anaplastik mendapatkan terapi dengan siklofospamid dan etopuside dengan alternatifnya
siklofospamid, vincristine, dan doxorubicin. Hasil dari NWTS-1 dan NWTS-4
menunjukkan bahwa anak-anak dengan anaplasia yang difus memiliki harapan hidup 4
tahun dengan stadium sebagai berikut: stage
II 55%, stage III 45%, stage IV 47%. Hasil studi NWTSG bahwa
doxorubicin meningkatkan angka harapan hidup 6 tahun, bebas kambuh 61,5%.
Sebuah terapi alternatif pada pasien stage III dan IV, yaitu dengan kemoterapi preoperatif yang biasa digunakan
di Eropa yang mengacu pada peraturan yang berkembang pada Internal Society of
Pediatric Oncology. Konsepnya adalah dengan membasmi tumor, reseksi lebih mudah
dan lebih aman untuk menurunkan angka kejadian ruptur saat operasi. Masalah
utamanya adalah dalam mengevaluasi terdapat adanya ambiguitas dalam staging tumor.
Peran radiasi pada pasien dengan tumor Wilms’ telah berubah. Dikarenakan
terjadi peningkatan efek lambat berbahaya, sepeti kardiomiopati, fibrosis paru,
dan neoplasma ganas, radiasi saat ini lebih selektif diterapkan. Pasien dengan stage III dengan tumor sisa yang besar
atau kecil, tumor spill intrabdominal,
dan tumor yang menyebar ke regio nodus limf menerima radiasi dosis 1080 cGy.
Pasien dengan keterlibatan intraperitonial yang difus, ruptur intraperitoneal
preoperatif, area untuk mengkompresi abdomen secara menyeluruh beserta pelvis
diberikan dosis radiasi 1050cGy. Stage IV
dengan keterlibatan intraperitoneal diberikan dosis 1200 cGy.
Manajemen dari tumor wilm’s bilateral harus berdasarkan dua tujuan, yaitu
untuk mempertahankan reseksi tumor komplit dan kedua untuk menyelamatkan
parenkirm ginjal dan mencegah gagal ginjal. Rekomendasi terapi saat ini
termasuk inisial biopsi bialteral, kemoterapi, radiasi, dan penundaan reseksi
tumor untuk mendapatkan resolusi maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar