Definisi
Intususepsi adalah
masuknya segmen usus proksimal kerongga lumen usus yang lebih distal sehingga
menimbulkan gejala obstruksi pada usus dan berlanjut berlanjut pada strangulasi
pada usus. Definisi lain Invaginasi atau intususcepti yaitu masuknya segmen
usus (Intesusceptum) ke dalam segment usus di dekatnya (intususcipient). Pada
umumnya usus bagian proksimal yang mengalami invaginasi (intussuceptum)
memasuki usus bagian distal (intussucipient), tetapi walaupun jarang ada juga
yang sebaliknya atau retrograd (Bailey,90)
Paling sering masuknya ileum terminal ke kolon. Intususeptum yaitu
segmen usus yang masuk dan intususipien yaitu segmen usus yang dimasuki segmen
lain
Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan peristaltik berlebihan, biasanya terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi pada dewasa.
Invaginasi terjadi karena adanya sesuatu di usus yang menyebabkan peristaltik berlebihan, biasanya terjadi pada anak-anak tetapi dapat juga terjadi pada dewasa.
Invaginasi dibedakan dalam 4 tipe :
- Enterik : usus halus ke usus halus
- Ileosekal : valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan menarik ileum di belakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari intususepsi
- Kolokolika : kolon ke kolon.
- Ileokoloika : ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon.
Invaginasi tersering mengenai valvula ileosekalis. Namun masih
belum jelas perbandingan insidensi untuk masing-masing jenis intususepsi. Perrin dan Linsay memberikkan gambaran : 39% ileosekal, 31,5 %
ileokolika, 6,7% enterik, 4,7 % kolokolika, dan sisanya adalah bentuk-bentuk
yang jarang dan tidak khas (Tumen 1964).
Epidemiologi
Epidemiologi
Invaginasi dapat ditemukan di semua umur, menurut angka yang
pernah dilaporkan penderita invaginasi
0,08% dari
semua kasus pembedahan lewat abdomen dan 3% dari kejadian obstruksi usus, angka
lain melaporkan 1% dari semua kasus obstruksi usus, 5% dari semua kasus
invaginasi (anak-anak dan dewasa),
Invaginasi pada dewasa terutama disebabkan oleh adanya tumor yang
menyebabkannya (Dunphy 80).
Perbandingan kejadian antara pria dan wanita adalah : 3 : 2 (Swenson,90), pada orang tua sangat
jarang dijumpai (Ellis ,90 )
Etiolog
Pada orang dewasa, penyebab invaginasi diantaranya :
Etiolog
Pada orang dewasa, penyebab invaginasi diantaranya :
- Pertumbuhan tumor, baik ganas maupun jinak.
- Perlengketan (adhesi) pada intestine.
- Surgical scars pada usus halus atau kolon.
- Masalah dengan proses pergerakan makanan pada saluran pencernaan (gangguan motility, seperti irritable bowel syndrome, gastroparesis dan Hirschsprung's disease).
- Diare kronis.
Etiologi merupakan hal utama, 80% dari kasus pada dewasa mempunyai
suatu penyebab organik, dan 65% dari Intususepsi pada dewasa penyebab terbanyak
adalah keadaan patologi pada lumen usus, penderita dewasa biasanya terdapat
tumor/neoplasma pada apex intussuception, baik yang bersifat jinak dan atau
ganas. Perbedaan kausa antara usus halus dan kolon sebab terbanyak
intususepsi pada usus halus adalah neoplasma yang bersifat jinak (diverticle
meckel’s, polip) 12/25 kasus. Sedangkan pada kolon adalah bersifat ganas
(adenocarsinoma)14/16 kasus.
Tumor usus halus banyak ditemukan di duodenum, yejunum bagian
proksimal dan terminal ileum. Distal yejunum dan proksimal ileum relatif jarang
(Leaper 89) dan terbanyak di temukan
di terminal ileum (Schrok,88). Tumor
usus halus merupakan 1-5% tumor di dalam saluran pencernaan makanan, hanya 10%
yang akan menimbulkan gejala-gejala antara lain perdarahan, penyumbatan atau
invaginasi.
Tumor jinak usus halus biasanya adenoma, leyomiomalipoma,
hemangioma, ployposis. Sedangkan tumor ganas biasanya carcinoma, carcinoid
tumor, sarcoma, tumor metastase (Leaper,89).
Oleh karenanya banyak kasus pada orang
dewasa harus ditangani dengan anggapan terdapat keganasan. Insidensi tumor
ganas lebih tinggi pada kasus yang hanya mengenai kolon saja (Cohn 1976). Etiologi lainnya yang
frequensinya labih rendah seperti tumor extra lumen seperti lymphoma, diare,
riwayat pembedahan abdomen sebelumnya, inflamasi pada apendiks.
Ada perbedaan etiologi
yang mencolok antara anak-anak dan dewasa, pada anak-anak etiologi terbanyak adalah
idiopatik yang mana leading pointnya tidak ditemukan sedangkan pada dewasa
penyebab terbanyak adalah keadaan patologik intra lumen oleh suatu neoplasma
baik jinak maupun ganas sehingga pada saat operasi leading poinnya dapat
ditemukan.
Patofisiologi
Berbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya
intususepsi pada dewasa pada intinya adalah gangguan motilitas usus
terdiri dari dua komponen yaitu satu bagian usus yang bergerak bebas dan
satu bagian usus lainya yang terfiksir/atau kurang bebas dibandingkan bagian
lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral-keanal sehingga bagian yang
masuk ke lumen usus adalah yang arah
oral atau proksimal. Keadaan lainnya
karena suatu disritmik peristaltik usus, pada keadaan khusus dapat terjadi
sebaliknya yang disebut retrograd intususepsi pada pasien pasca
gastrojejunostomi.
Akibat adanya segmen usus yang masuk kesegmen usus lainnya akan
menyebabkan dinding usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan aliran darah
menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding usus.
Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai
intususeptum. Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada
intususepsi ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari
intususepien, dan juga karena terganggunya aliran darah sebagai akibat
penekanan dan tertariknya mesenterium. Edema dan pembengkakan dapat terjadi.
Pembengkakan dapat sedemikian besarnya sehingga menghambat reduksi. Adanya
bendungan menimbulkan perembesan (ozing)
lendir dan darah ke dalam lumen. Ulserasi pada dindidng usus dapat terjadi.
Sebagai akibat strangulasi tidak jarang terjadi gangren. Gangren dapat
berakibat lepasnya bagian yang mengalami prolaps. Pembengkakan dari intisuseptum
umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi tidak jarang pula lumen tetap patent,
sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak terjadi pada intususepsi (Tumen 1964).
Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik
partial maupun total dan strangulasi (Boyd,
1956). Hiperperistaltik usus bagian proksimal yang lebih mobil menyebabkan
usus tersebut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal yang menerima
(intussucipient) ini kemudian berkontraksi, terjadi edema. Akibatnya terjadi
perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadilah invaginasi
Gejala Intussusception
yang terjadi pada orang dewasa, tanda-tanda, gejala dan perjalanan penyakitnya
dapat berlangsung lama (chronic symptoms), atau dapat terjadi gejala yang
hilang timbul (intermittent symptoms). walaupun pasien mungkin akan datang dengan
akut abdomen.
Gejala tersebut diantaranya :
Gejala tersebut diantaranya :
- Frekuensi perubahan gerakan usus
- Perasaan urgensi BAB
- Pendarahan rectum
- Nyeri kram perut
- Nyeri pada satu area di abdomen
- Distensi abdomen
- Mual dan muntah
Diare merupakan suatu gejala awal disebabkan oleh perubahan faal
saluran pencernaan ataupun oleh karena infeksi. Diare yang disebut sebagai
gejala paling awal invaginasi, didapatkan pada 85% kasus. Pasien biasanya
mendapatkan intervensi medis maupun tradisional pada waktu tersebut. Intervensi
medis berupa pemberian obat-obatan. Hal yang sulit untuk diketahui adalah jenis
obat yang diberikan, apakah suatu antidiare (suatu spasmolitik), obat yang
sering kali dicurigai sebagai pemicu terjadinya invaginasi. Sehingga keberadaan
diare sebagai salah satu gejala invaginasi atau pengobatan terhadap diare
sebagai pemicu timbulnya invaginasi sulit ditentukan.
Muntah reflektif terjadi tanpa penyebab yang jelas, mulai dari makanan dan minuman yang terakhir dimakan sampai muntah bilus. Muntah bilus suatu pertanda ada refluks gaster oleh adanya sumbatan di segmen usus di bagian. Hal ini menunjukkan telah terjadi suatu obstruksi, gejala ini dijumpai pada + 75% pasien invaginasi. Muntah dan nyeri sering dijumpai sebagai gejala yang dominan pada sebagian besar pasien. Gejala lain berupa kembung, suatu gambaran adanya distensi sistem usus oleh suatu sumbatan didapatkan pada 90% kasus.
Muntah reflektif terjadi tanpa penyebab yang jelas, mulai dari makanan dan minuman yang terakhir dimakan sampai muntah bilus. Muntah bilus suatu pertanda ada refluks gaster oleh adanya sumbatan di segmen usus di bagian. Hal ini menunjukkan telah terjadi suatu obstruksi, gejala ini dijumpai pada + 75% pasien invaginasi. Muntah dan nyeri sering dijumpai sebagai gejala yang dominan pada sebagian besar pasien. Gejala lain berupa kembung, suatu gambaran adanya distensi sistem usus oleh suatu sumbatan didapatkan pada 90% kasus.
Gejala lain yang dijumpai berupa distensi, pireksia, Dance’s Sign dan Sousage Like Sign,
terdapat darah samar, lendir dan darah makroskopis pada tinja serta tanda-tanda
peritonitis dijumpai bila telah terjadi perforasi. Dance’s Sign dan Sousage Like Sign dijumpai pada ± 60% kasus, tanda ini
patognomonik pada invaginasi. Masa invaginasi akan teraba seperti batang sosis,
yang tersering ditemukan pada daerah paraumbilikal. Daerah yang ditinggalkan
intususeptum akan teraba kosong dan tanda ini disebut sebagai Dance’s
Sign.
Pemeriksaan colok dubur
teraba seperti portio uteri (pseudoportio), feces bercampur lendir dan darah
pada sarung tangan merupakan suatu tanda yang patognomonik.
Gambaran klinis
Gambaran klinis invaginasi dewasa umumnya sama seperti keadaan obstruksi usus pada umumnya, yang dapat mulai timbul setelah 24 jam setelah terjadinya intususepsi berupa nyeri perut dan terjadinya distensi setelah lebih 24 jam ke dua disertai keadaan klinis lainnya yang hampir sama gambarannya seperti intususepsi pada anak-anak. Pada orang dewasa sering ditemukan perjalanan penyakit yang jauh lebih panjang, dan kegagalan yang berulang-ulang dalam usaha menegakkan diagnosis dengan pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lain karena tidak terdapat intususepsi pada saat dilakukan pemeriksaan. Intussusepsi yang terjadi beberapa saat sebelumnya telah tereduksi spontan dan rekurensi yang terjadi berganti-ganti. (Cohn, 1976).
Gambaran klinis
Gambaran klinis invaginasi dewasa umumnya sama seperti keadaan obstruksi usus pada umumnya, yang dapat mulai timbul setelah 24 jam setelah terjadinya intususepsi berupa nyeri perut dan terjadinya distensi setelah lebih 24 jam ke dua disertai keadaan klinis lainnya yang hampir sama gambarannya seperti intususepsi pada anak-anak. Pada orang dewasa sering ditemukan perjalanan penyakit yang jauh lebih panjang, dan kegagalan yang berulang-ulang dalam usaha menegakkan diagnosis dengan pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lain karena tidak terdapat intususepsi pada saat dilakukan pemeriksaan. Intussusepsi yang terjadi beberapa saat sebelumnya telah tereduksi spontan dan rekurensi yang terjadi berganti-ganti. (Cohn, 1976).
Adanya gejala obstruksi usus yang berulang, harus dipikirkan
kemungkinan intususepsi. Ini terutama terdiri dari serangan kolik yang
berulang, yang seringkali disertai muntah, dan kadang-kadang juga diare. Pada
banyak kasus ditemukan pengeluaran darah dan lendir melalui rektum, namun
kadang-kadang ini juga tidak ditemukan. Gejala-gejala lain yang juga mungkin
didapatkan adalah tenesmus dan anoreksia. Masa abdomen dapat diraba pada
kebanyakan kasus, terutama pada saat serangan (Tumen, 1964).
Gejala klinis yang sering dijumpai berupa nyeri kolik sampai kejang yang ditandai dengan flexi sendi cocsae dan lutut secara intermiten, nyeri disebabkan oleh iskemi segmen usus yang terinvaginasi. Iskemi pertama kali terjadi pada mukosa usus bila berlanjut akan terjadi strangulasi yang ditandai dengan keluarnya mucus bercampur dengan darah sehingga tampak seperti agar-agar jeli darah Terdapatnya darah samar dalam tinja dijumpai pada ± 40%, darah makroskopis pada tinja dijumpai pada ± 40% dan pemeriksaan Guaiac negatif dan hanya ditemukan mucus pada ± 20% kasus.
Gejala klinis yang sering dijumpai berupa nyeri kolik sampai kejang yang ditandai dengan flexi sendi cocsae dan lutut secara intermiten, nyeri disebabkan oleh iskemi segmen usus yang terinvaginasi. Iskemi pertama kali terjadi pada mukosa usus bila berlanjut akan terjadi strangulasi yang ditandai dengan keluarnya mucus bercampur dengan darah sehingga tampak seperti agar-agar jeli darah Terdapatnya darah samar dalam tinja dijumpai pada ± 40%, darah makroskopis pada tinja dijumpai pada ± 40% dan pemeriksaan Guaiac negatif dan hanya ditemukan mucus pada ± 20% kasus.
Diagnosis
Mendiagnosis invaginasi pada dewasa sama halnya dengan penyakit lainnya yaitu :
Mendiagnosis invaginasi pada dewasa sama halnya dengan penyakit lainnya yaitu :
Anamnesis :
Pemeriksaan fisik (gejala umum, khusus dan status lokalis seperti
diatas).
Pemeriksaan Fisik :
- Obstruksi mekanis ditandai darm steifung dan darm counter.Obstruksi usus ada 2 :
Mekanis : kaliber usus tertutup
Fungsional : kaliber usus terbuka akibat peristaltik hilang
- Nyeri tekan
- Teraba masa di subcostal kanan
- Dancen sign (+) berupa Sensai kekosongan pada kuadran kanan bawah karena masuknya sekum pada kolon ascenden
- RT : pseudoportio (+), lender darah (+) berupa Sensasi seperti portio vagina akibat invaginasi usus yang lama
Pemeriksaan penunjang :
Pada orang dewasa diagnosis preoperatif keadaan invaginasi sangatlah sulit, meskipun pada umumnya diagnosis
preoperatifnya obstruksi usus kausanya adalah invaginasi, pemerikasaan
fisik saja tidaklah cukup sehingga diagnosis memerlukan pemeriksaan penunjang
dengan radiologi (Foto polos abdomen, Foto Abdomen 3 posisi, Ultra sonography,
Barium Enema dan, Colon in loop), meskipun umumnya diagnosisnya didapat saat
melakukan pembedahan.
Pemeriksaan foto polos abdomen, dijumpainya tanda
obstruksi dan masa di kwadran tertentu dari abdomen menunjukkan dugaan kuat
suatu invaginasi.
Foto abdomen 3 posisi.
Tanda obstruksi (+) : Distensi usus, Air fluid level, Hering bone
(gambaran plika circularis usus)
USG membantu menegakkan diagnosis invaginasi
dengan gambaran target sign pada
potongan melintang invaginasi dan pseudo
kidney sign pada potongan longitudinal invaginasi. Foto dengan kontras
barium enema dilakukan bila pasien ditemukan dalam kondisi stabil, digunakan
sebagai diagnostik maupun terapetik.
Barium enema dapat memberi konfirmasi diagnosis berdasarkan riwayat yang khas
dan pemeriksaan fisik pada penderita dengan intususepsi yang mengenai kolon.
Mungkin akan didapatkan obstruksi aliran barium pada apex dari intususepsi dan
suatu cupshaped appearance pada barium di tempat ini. Ketika tekanan
ditingkatkan, sebagian atau keseluruhan intususepsi mungkin akan tereduksi.
Jika barium dapat melewati tempat obstruksi, mungkin akan diperoleh suatu coil
spring appearance yang merupakan diagnostik untuk intususepsi. Jika
salah satu atau semua tanda-tanda ini ditemukan, dan suatu masa dapat diraba
pada tempat obstruksi, diagnosis telah dapat ditegakkan (Cohn 1976).
Colon In loop berfungsi sebagai :
Diagnosis : cupping sign, letak invaginasi
Terapi : Reposisi dengan tekanan tinggi, bila belum ada
tanda-tanda obstruksi dan kejadian < 24 jam. Reposisi dianggap berhasil
bila setelah rectal tube ditarik dari anus barium keluar bersama feses dan
udara
Penatalaksanaan
Dasar pengobatan adalah :
- Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik.
- Antibiotika.
- Laparotomi eksplorasi.
Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya
pertolongan diberikan, jika pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan
pertama, maka akan memberikan prognosa yang lebih baik. Perawatan medis darurat diperlukan untuk merawat intususepsi serta
menghindari dehidrasi dan shock, serta mencegah infeksi yang dapat terjadi jika
terjadi nekrosis pada usus karena kekurangan suplai darah. Dalam
beberapa kasus, mungkin intussusception sementara dapat kembali kearah semula
dengan sendirinya tanpa pengobatan. Jika tidak ditemukan kondisi medis yang
menyebabkan intussusception, tidak diperlukan perawatan lebih lanjut.
Terapi intususepsi pada
orang dewasa adalah pembedahan. Diagnosis pada saat pembedahan tidak sulit dibuat. Pada intususepsi yang mengenai
kolon sangat besar kemungkinan penyebabnya adalah suatu keganasan, oleh
karena itu ahli bedah dianjurkan untuk segera melakukan reseksi, dengan
tidak usah melakukan usaha reduksi. Pada intususepsi dari usus halus harus
dilakukan usaha reduksi dengan hati-hati. Jika ditemukan kelainan telah
mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dikerjakan dan reseksi segera dilakukan (Ellis, 1990). Pada kasus-kasus yang
idiopatik, tidak ada yang perlu dilakukan selain reduksi (Aston dan Machleder, 1975 cit Ellis, 1990). Tumor jinak dapat
diangkat secara lokal, tapi jika ada keragu-raguan mengenai keganasan, reseksi
yang cukup harus dikerjakan.
1. Pre-operatif
Penanganan intususepsi pada dewasa secara umum sama seperti penangan pada kasus obstruksi usus lainnya yaitu perbaikan keadaan umum seperti rehidrasi dan koreksi elektrolit bila sudah terjadi defisit elektrolit.
2. Durante Operatif
Penanganan secara khusus adalah melalui pembedahan laparotomi,
karena kausa terbanyak intususepsi pada dewasa adalah suatu keadaan neoplasma
maka tindakan yang dianjurkan adalah reseksi anastosmose segmen usus yang
terlibat dengan memastikan lead pointnya, baik itu neoplasma yang bersifat
jinak maupun yang ganas.
Tindakan manual reduksi tidak dianjurkan karena risiko :
Tindakan manual reduksi tidak dianjurkan karena risiko :
1. Ruptur dinding usus
selama manipulasi
2. Kemungkinan iskemik
sampai nekrosis pasca operasi
3. Kemungkinan rekurensi
kejadian intususepsi
4. Ileus yang
berkepanjangan akibat ganguan motilitas
5. Pembengkakan segmen usus
yang terlibat
Batas reseksi pada umumnya adalah 10 cm dari tepi-tepi segmen usus yang terlibat, pendapat lainnya pada sisi proksimal minimum 30 cm dari lesi, kemudian dilakukan anastosmose end to end atau side to side.
Pada kasus-kasus tertentu seperti pada penderita AIDS,
lesi/lead pointnya tidak ditemukan maka tindakan reduksi dapat dianjurkan,
begitu juga pada kasus retrograd intususepsi pasca gastrojejunostomi tindakan
reduksi dapat dibenarkan, keadaan lainya seperti intususepsi pada usus halus
yang kausanya pasti lesi jinak tindakan reduksi dapat dibenarkan juga, tetapi
pada pasien intususepsi tanpa riwayat pembedahan abdomen sebelumnya sebaiknya
dilakukan reseksi anastosmose.
3. Pasca Operasi
- Hindari Dehidrasi
- Pertahankan stabilitas elektrolit
- Pengawasan akan inflamasi dan infeksi
- Pemberian analgetika yang tidak mempunyai efek menggangu motilitas usus
Pada invaginasi usus besar dimana resiko tumor ganas sebagai
penyebabnya besar, maka tidak dilakukan reduksi (milking) tetapi langsung
dilakukan reseksi. Sedangkan bila invaginasinya pada usus halus reduksi boleh
dicoba dengan hati-hati , tetapi bila terlihat ada tanda necrosis, perforasi,
oedema, reduksi tidak boleh dilakukan, maka langsung direseksi saja (Elles , 90). Apabila akan melakukan
reseksi usus halus pada invaginasi dewasa hendaknya dipertimbangkan juga sisa
usus halus yang ditinggalkan, ini untuk menghindari/memperkecil timbulnya short
bowel syndrom.
Apabila usus halus yang tersisa 3 meter atau kurang akan menimbulkan gangguan nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Jika usus halus yang tersisa 2 meter atau kurang fungsi dan kehidupan sangat terganggu. Dan jika tinggal 1 meter maka dengan nutrisi prenteralpun tidak akan adequat. (Schrock, 1989).
Gejala short bowel syndrom menurut (Schrock, 1989) adalah :
- adanya reseksi usus yang etensif
- diarhea
- steatorhe
- malnutrisi
Kesimpulan
Intussusception pada orang dewasa relatif jarang terjadi, namun, leading
point yang spesifik dapat diidentifikasi > 90% kasus. Kebanyakan
intussusceptions pada dewasa terkait dengan
acute
intestinal obstruction atau sebagian terkait pada obstruksi yang
berulang. Penegakan
diagnosa yang benar dan tepat waktu tidak hanya penting untuk menghindari
komplikasi dari infark usus dan perforasi sekunder pada obstruksi tetapi juga untuk
mengetahui penyebab yang merupakan leading pointnya. Hal ini penting karena etiologi
yang diakibatkan oleh suatu keganasan dapat menjadi penyebab utama tarjadinya
intussusception. Begitu pula dengan pengetahuan tentang pemeriksaan penunjang
(radiologis) dan gambaran klinis dari intussusception sangat memegang peranan dalam menegakan diagnosis
dan manajemen terhadap pasien ini.
AYOO SERBUU GAN MUMPUNG GRATIS DAN MURAH
BalasHapusADU BANTENG, Sabung Ayam, Sportbook, Poker, CEME, CAPSA, DOMINO, Casino
Modal 20 rb, hasilkan jutaan rupiah
Bonus 10% All Games Bolavada || Bonus Cashback 10% All Games Bolavada, Kecuali Poker ||
FREEBET AND FREECHIP 2017 FOR ALL NEW MEMBER !!! Registrasi Sekarang dan Rasakan Sensasi nya!!! ONLY ON : BOLAVADA(dot)com
BBM : D89CC515
sabung ayam
agen terpercaya
bandar judi