Tumor phyllodes adalah suatu neoplasma fibroepitelial yang jarang
ditemukan. Insidensinya hanya sekitar 0,3%-0,9% dari seluruh tumor payudara,
sedangkan frekuensi lesi maligna bervariasi sekitar 5 – 30%. Tumor phyllodes
dulu dikenal dengan nama “cystosarcoma phyllodes” yang dikemukakan
pertama kali oleh Johannes Muller pada tahun 1838, untuk menunjukkan tumor yang
secara makroskopik menyerupai daging
dengan gambaran leaflike pada potongan melintangnya. Ada juga
yang menyebutnya sebagai “giant fibroadenoma”, ”cellular
intrcanalicular fibroadenoma” dan masih ada beberapa nama lain.
Penyebutan sebagai suatu “sarcoma” dianggap kurang tepat, karena phyllodes tidaklah
selalu bersifat ganas. Saat ini penamaan yang dipakai adalah menurut World Health
Organisation, 1982 yaitu tumor phyllodes sebagai penamaan yang paling sesuai. Etiologi dari tumor phyllodes sampai
sekarang masih belum jelas apakah berasal dari fibroadenoma yang sudah ada
sebelumnya atau de novo. 1,2,3
Karakteristik Tumor
Gambaran Makroskopik
Sebagian
besar tumor phyllodes berupa massa yang berbentuk bulat sampai oval,
multinodular, tanpa disertai kapsul yang jelas. Ukuran bervariasi, dari 1-40
cm. Sebagian besar tumor berwarna abu-abu-putih dan menonjol dari jaringan
payudara sekitar. Pada tumor yang berukuran besar, nekrosis dengan perdarahan
dapat terjadi. Sebagian besar tumor tipe benign dapat menyerupai fibroadenoma.4 Banyak pula peneliti yang
menemukan tumor ini dengan ukuran kurang dari 5 cm. Oleh karena itu diagnosa
tumor phyllodes tidak dapat hanya dibuat berdasarkan ukurannya saja. Jika tumor
besar, pada penampang tampak celah-celah yang memanjang (leaf-like
appearance) yang merupakan tanda khas pada tumor phyllodes dan
kadang-kadang tampak daerah nekrotik, perdarahan dan degenerasi kistik. 5
Gambaran Mikroskopik
Tumor
phyllodes memiliki gambaran histopatologi yang luas, dari gambaran yang
menyerupai fibroadenoma hingga bentuk sarcoma. Seperti fibroadenoma, gambaran phyllodes
berupa campuaran dari stroma dan epitel.
4
Norris dan Taylor mengemukakan kriteria histopatologi yang berguna untuk
memprediksi tumor yang berkemungkinan menjadi jenis malignant. Meliputi
pertumbuhan stroma yang berlebihan, nuclear pleomorpism, kecepatan mitosis yang
tinggi, dan infiltrasi pada margin. Penelitian lain juga menunjukkan adanya
tingkat nekrosis yang tinggi dan peningkatan vaskularisasi pada tumor. Tumor dipastikan malignant jika
komponen stroma dominasi sarcoma. Sebagian besar, 10-40% tumor jenis ini
memiliki kemungkinan untuk mengalami rekurensi lokal dan menyebar secara
sistemik. 1,4
Menurut beberapa penelitian ditemukan adanya mutasi tumor suprpresor gen
p53 pada tumor phyllodes. Stromal immunoreactivity p53 terbukti meningkat pada
tumor phyllodes ganas sehingga dapat digunakan untuk membedakan dengan
fibroadenoma. Sedangkan menurut penelitian Sawyer EJ dkk didapat hasil bahwa
overekspresi c-myc dapat memicu proliferasi stroma pada tumor phyllodes ganas
sedangkan overekspresi c-kit menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tumor. 5
Klasifiasi
Tumor Phyllodes
Pada tahun 1981 WHO mengadopsi penamaan tumor
phyllodes dan membaginya menjadi tipe benign, borderline, dan malignant
berdasarkan karakteristik stroma. Karakteristik tersebut berupa derajat
atipikal selular stroma, aktivitas mitosis per-10 lapang pandang besar, ada
tidaknya overgrowth stroma, dan batas tumor yang infiltrative atau
batas tumor yang tegas. Tumor phyllodes tipe benign memiliki atipikal seluler
ringan sampai sedang, dengan peningkatan sel-sel stroma. Ratio mitosis yang tinggi
(10 atau lebih mitosis dalam 10 lapang pandang besar), adanya infiltrasi, dan
overgrowth dari stroma. Oleh banyak penelitian Overgrowth stroma telah
dihubungkan dengan aktivitas metastasis, yang tidak terdapat pada tipe benign
dan borderline. 3,6
Insidensi
Tumor Phyllodes merupakan termasuk jenis tumor payudara
yang jarang, 0,3%-0,5% dari total tumor payudara. Sebuah penelitian pada 8.567
pasien tumor payudara pada tahun 1969 sampai 1993, hanya ditemukan 31 kasus tumor Phyllodes (0,37%). Secara keseluruhan
2,1 kasus per satu juta wanita. Tumor Phyllodes sangat jarang pada laki-laki, namun
pernah terdapat laporan tumor
Phyllodes pada laki-laki. Sebagian besar kasus tumor Phyllodes terjadi pada
dekade ke-4. Namun tumor
Phyllodes dapat terjadi pada semua umur. Namun jarang terjadi pada
remaja. Tumo biasanya jinak namun dapat terjadi rekurensi local dan terkadang
dapat menyebar secara sistemik. Tumor Phyllodes bilateral (baik sinkronous atau
metakronous) jarang terjadi, walaupun sudah terdapat laporan kasusnya. Belum terdapat
identifikasi faktor risiko yang jelas pada tumor Phyllodes. Pasien dengan
mutasi P53 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya tumor Phyllodes. 3,4,5
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tumor Phyllodes
umumnya unilateral, tunggal, tidak disertai nyeri, dengan benjolan yang dapat
teraba. Pasien biasa menyampaikan tumor yang tiba-tiba muncul dan terus menerus
mengalami pembesaran. Atau berupa benjolan yang awalanya menetap dan tiba-tiba
tumbuh bertambah besar dalam beberapa bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik
payudara, tumor Phyllodes
berupa benjolan yang lunak dan bulat, mirip dengan fibroadenoma, namun dengan
ukuran yang besar (>2-3 cm).
3,4
Tumor dapat terlihat dengan jelas
jika membesar dengan cepat. Walaupun membesar dengan cepat tidak
mengindikasikan sifatnya yang ganas. Bentuknya yang terlihat mengkilat dengan
permukaan kulit seperti teregang dengan pelebaran vena pada permukaan kulit.
Pada kasus-kasus yang tidak tertangani dengan baik, dapat terjadi luka borok
pada kulit akibat dari iskemia jaringan. Walaupun perubahan kulit seperti ini
layaknya pada tumor payudara selalu menunjukkan tanda-tanda keganasan (lesi
T4), namun tidak pada tumor Phyllodes. Karena adanya borok pada kulit dapat
terjadi pada jenis lesi yang jinak, borderline ataupun ganas. Adanya retraksi
pada putting tidak umum terjadi. Adanya ulserasi mengindikasikan nekrosis
jaringan akibat penekanan tumor yang besar.
3,4
Metastasis dapat muncul secara
bersamaan saat pasien datang atau paling tidak hingga 12 tahun ke depan. Metastasis
dapat menyebar secara hematogen, menyebar ke paru-paru (66%), tulang (28%),
otak (9%) dan pada kasus yang lebih jarang pada hati dan jantung. (8) Dapat
disertai pembesaran limfenodi regional, walaupun tanpa sel tumor. 1
Tidak banyak literature yang
melaporkan adanya metastase limfonodi. Treves pada 33 kasus, hanya melaporkan 1
kasus metastase ke limfonodi axilla. Noris dan Taylor dari 94 pasien, 16 pasien
mengalami pembesaran limfonodi, namun hanya 1 kasus yang terbukti secara
histologi mengalami metastase. Reinfus menemukan 11 kasus pembesaran limfonodi
dari 55 kasus, namun hanya 1 kasus yang yang menunjukkan metastase. Minkowitz
juga melaporkan satu kasus dengan dengan metastase kelenjar axilla. 1,3
Mamografi pada 75% kasus
menunjukkan hasil abnormal, dan sering menyerupai gambaran fibroadenoma. Dari
ultrasonografi menunjukkan massa homogen yang solid dan disertai dengan
internal echo, dan berdinding tipis. 6
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tumor phyllodes
masih menjadi ajang perdebatan dan tidak dapat disamakan pada semua kasus. Terapi
paling utama adalah pembedahan secara komplit dengan batas yang adekuat. Banyak
penelitian yang meganjurkan bahwa batas eksisi 1 cm dapat dianggap sebagai
reseksi yang baik. Mangi dkk menyebutkan bahwa terjadinya rekurensi berkaitan
dengan margin eksisi dan tidak berkaitan dengan grade dan ukuran tumor. Eksisi
luas pada tumor kecil atau mastektomi simple pada umumnya menunjukkan hasil
yang memuaskan. Eksisi pada otot-otot pektoral perlu dipertimbangkan jika telah
terjadi infiltrasi. 4
Tumor phyllodes sama halnya dengan
sarcoma jaringan lunak yang jarang mengalami metastase KGB. Sebagian besar
penelitian menunjukkan bahwa diseksi KGB axilla tidak rutin dilakukan,
mengingat jarangnya infiltrasi KGB
axilla. Norris dan Taylor menganjurkan mastektomi dengan diseksi KGB axilla
bagian bawah, jika terdapat pembesaran KGB, tumor ukuran >4cm, biopsi
menunjukkan jenis tumor yang agresif (infiltrasi kapsul, kecepatan mitosis yang
tinggi, dan derajat selular atipikal yang tinggi). Jika terindikasi keterlibatan KGB secara
klinis atau pemeriksaan imaging, biopsy jarum dapat dilakukan dengan panduan
USG. Jika hasilnya negative, biopsi sentinel limfonodi dapat dipertimbangkan. 1,4
Peran dari radioterapi dan kemoterapi
adjuvan belum begitu jelas dan masih kontroversial, namun penggunaan
radioterapi dan kemoterapi pada sarcoma mengindiasikan bahwa keduanya dapat
digunakan pada tumor phyllodes. Chaney dkk menemukan bahwa radioterapi adjuvant
dapat bermanfaat pada kasus tipe malignant. Kemoterapi dengan golongan
anthracycline, ifosfamide, cisplatin, dan etoposide pada banyak penelitian
sebelumnya cukup jarang digunakan. Belum banyak penelitian tentang penggunaan
terapi hormonal, seperti tamoxifen pada tumor phyllodes. Akhirnya secara garis
besar, terapi sistemik pada tumor phyllodes tidak berbeda dengan terapi pada
sarcoma. 1,4,6
Rekurensi
Rekurensi lokal dapat terjadi
pada 28-50% kasus. Faktor yang paling berperan dalam terjadinya rekurensi adalah
batas bebas reseksi tumor yang kurang dari 1-2 cm. Umur pasien, tipe pembedahan,
peningkatan aktivitas mitosis dan aktivitas jaringan stroma yang berlebihan juga
dianggap sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya rekurensi lokal. Dalam
penelitian lain juga disebutkan bahwa ukuran tumor, pertumbuhan jaringan stroma
yang berlebihan dan batas bebas tumor yang < 1cm sebagai faktor risiko terjadinya
rekurensi lokal. 7
Daftar Pustaka
- Agrawal PP, Mohanta PK, Singh K, Bahadur AK. Cystosarcoma phyllodes with lymph node metastasis. CommunityOncology. 2006;3: 44-46.
- Akin M, et al. Phyllodes tumor of the breast; a case series. Bratisl Lek Listy. 2010;111: 271-274.
- Flynn LW, Borgen PI. Phyllodes tumor: about this rare cancer. CommunityOncology. 2006;3:46-48.
- Calhoun KE et al. Phyllodes tumors. In: Harris JR, Lippman ME, Morrow M, Osborne CK. Diseases of the breast, 4th ed. Lipincott Williams & Wilkins. 2009: 781-792
- Juanita, Sungowati NK. Malignant phyllodes tumour of the breast. The Indonesian Journal of Medical Science. 2008;1:101-104.
- Akin M et al. Phyllodes tumor of the breast; a case series. Bratisl Lek Listy. 2010;111: 271-274.
- Bal A, Gunggor B, Polat AK, Simsek T. Recurrent phyllodes tumor of the breast with malignant transformation during pregnancy. The Journal of Breast health. 2012;8: 45-47.
slmt malam, sy pasien dgn diagnosa malignant phyllodes pada usia 22 tahun (skrg usia saya 24thn) sudah menjlni mastektomi dengan terapi kemoterapi dan radioterapi. yang ingin saya tanyakan kira2 seberapa /besar faktor kekambuhan/ kemunculan kembali..?
BalasHapusMba boleh minta contact? Saya sama dengan mba.. saya mau sharing. Terima kasih sebelumnya
HapusSaya juga mengalami hal sama akan tetapi tidak kemotrapi hanya radiasi saja
BalasHapusMbk boleh tau anda usia berapa ? Boleh minta kontaknya untuk bertukar info
BalasHapusMba boleh minta kontak ny ? Aku juga mengalami hal yg sama 😔.. Hasil patologi ny tumor phyllodes maligna
BalasHapus