Ditulis
oleh : Sudiyatmo, MD
Sumber
:
- Gastrointestinal Surgery, Pathophysiology and Management. Haile T. Debas.
- Essential Practice of Surgery: Basic Science and Clinical Evidence. Norton JA.
- Schwartz’s Manual Surgery
- Maingot’s Abdominal Operations
SEJARAH
Hernia inguinalis pertama kali
dilaporkan pada tahun 1500 SM, selama masa tersebut pengobatan hernia dilakukan
hanya dengan pembebatan atau kain sebagai penahan. Operasi hernia ingunalis
pertama dilakukan pada abad pertama masehi. Dilakukan dengan melakukan insisi
pada skrotum dan melibatkan prosedur orchiectomy. Prosedur dengan eksisi
kantong hernia baru dilaporkan pada abad ke-7 masehi. Anatomi hernia direk dan
indirek sendiri pertama kali dilaporkan pada tahun 1559.
Bassini pertama kali melakukan
revolusi repair hernia, dengan operasi pertama pada tahun 1884. Bassini
melaporkan 100% pasien herniorafi, dengan rekurensi hanya 5 kasus dari 250
total pasien yang dilakukan herniorafi. McVay kemudian mempopulerkan teknik
repair ligamentum Cooper yang ditambah dengan relaxing incision untuk
mengurangi tegangan pada luka. Perkembangan teknik repair hernia yang dimulai
oleh Bassini membawa keberhasilan dalam menurunkan angka rekurensi.
Sejak saat itu teknik repair hernia
berkembang, sampai pada penggunaan patch sintetik dari plastik monofilamen yang
pertama kali diperkenalkan oleh Usher pada tahun 1958. Lichtenstein, yang
kemudian mengembangkan teknik patch ini dengan menggunakan mesh plastik pada
dasar canalis inguinalis. Pada masa dimana mulai dikembangkan teknik dengan
menggunakan mesh untuk mencegah terjadinya rekurensi, teknik Shouldice pada
tahun 1958 juga turut diperkenalkan, dengan melakukan modifikasi pada teknik Bassini
dengan menambah jahitan untuk menambah lapisan yang menutup kanalis inguinalis.
Akhirnya hari ini, teknik
laparoskopi repair hernia sudah mendapat tempat dan juga akan terus berkembang. Teknik
ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 oleh kalangan bedah umum.
ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI
Dinding abdomen terdiri dari lapisan
kulit, fasia subkutis, fasia scarpa yang melapisi otot, dari luar otot-otot
tersebut; obliqus eksternus, obliqus internus, dan tranversus abdominis.
Otot-otot tersebut terpisah pada sisi lateral dan mengalami aponeurosis pada
sisi medial, yang selanjutnya otot-otot tersebut akan terpisah dengan otot
rektus abdominis oleh fascia.
Lapisan paling dalam dinding abdomen
adalah peritoneum parietal, yang berlanjut pada peritoneum viseral yang
membungkus organ intra-abdomen. Pada pria, secara embriologis peritoneum akan
membentuk kantong yang berjalan di sepanjang prosesus vaginalis pada ring
interna, proses ini akan mengikuti turunnya testis dari retroperitoneal ke
skrotum. Penyebab munculnya hernia inguinalis lateralis (hernia indirek) adalah
adanya kantong hernia pada prosesus vaginalis. Dengan kata lain prosessus
vaginalis gagal dalam melakukan obliterasi.
Pada hernia inguinalis medialis
(hernia direk), penyebab kelainan ini adalah kelemahan dinding posterior dari
kanalis inguinalis, dan kemudian memicu penonjolan isi hernia pada trigonum
Hesselbach. Hernia direk umumnya muncul pada usia tua. Pada hernia femoralis,
tidak hanya terjadi kelemahan pada dinding posterior namun juga terjadi
pelebaran ring femoral. Kantong hernia terbentuk dari peritoneum dan masuk
melalui ring femoral.
Peningkatan tekanan intra-abdomen dapat menjadi faktor predisposisi munculnya hernia inguinalis. Hal ini dapat terjadi pada pekerja bangunan atau pekerja yang sering mengangkat beban yang berat. Peningkatan tekanan intra-abdomen juga dapat terjadi pada pasien dengan batuk kronis, konstipasi, gangguan miksi akibat pembesaran prostat, atau konstipasi akibat adanya kanker pada kolorektal. Perlu diingat bahwa segala hal yang dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen harus dieliminasi sebelum dilakukan herniorafi. Misalnya pada pasien dengan hiperplasia prostat (BPH) dan hernia inguinal, maka prostatektomi harus terlebih dahulu dikerjakan sebelum herniorapi.
Peningkatan tekanan intra-abdomen dapat menjadi faktor predisposisi munculnya hernia inguinalis. Hal ini dapat terjadi pada pekerja bangunan atau pekerja yang sering mengangkat beban yang berat. Peningkatan tekanan intra-abdomen juga dapat terjadi pada pasien dengan batuk kronis, konstipasi, gangguan miksi akibat pembesaran prostat, atau konstipasi akibat adanya kanker pada kolorektal. Perlu diingat bahwa segala hal yang dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen harus dieliminasi sebelum dilakukan herniorafi. Misalnya pada pasien dengan hiperplasia prostat (BPH) dan hernia inguinal, maka prostatektomi harus terlebih dahulu dikerjakan sebelum herniorapi.
EPIDEMIOLOGI
Sebagian besar hernia
inguinalis terjadi pada pria (90%). Sementara wanita memiliki resiko tiga kali
lebih besar untuk mengalami hernia femoralis. Hernia indirek lebih banyak
muncul pada sisi kanan. Alasannya adalah karena testis kiri lebih dulu turun
dari retroperitonel ke skrotum dibanding testis kanan, sehingga obliterasi
canalis inguinalis kanan terjadi lebih akhir. Pada kasus terjadinya hernia
indirek kiri, 50% kasus akan disertai dengan hernia indirek kanan.
Insiden rekurensi hernia pasca
repair primer berkisar 2-10%. Hasil terbaik dapat dicapai dengan teknik
Shouldice. Repair pada hernia rekuren, akan memiliki rekurensi yang lebih besar
>20%. Teknik yang lebih dianjurkan untuk mencegah rekurensi lanjut adalah
teknik Shouldice, atau dengan menggunkan mesh prostetik.
Pada bayi dan anak-anak hernia lebih
sering terjadi pada anak dengan riwayat lahir prematur. Hernia inkarserata
muncul pada 9%-20% kasus dan lebih sering muncul pada bayi yang berumur kurang
dari enam bulan, umumnya dapat mengalami reduksi spontan dan harus segera
dilakukan operasi repair elektif. Penelitian menunjukkan bahwa operasi elektif
memiliki komplikasi lebih minimal dibandingkan dengan operasi emergensi,
terutama pada bayi dengan berat lahir rendah. Operasi elektif harus segera
dilakukan untuk mencegah terjadinya re-inkarserata.
PERJALANAN PENYAKIT HERNIA
INGUINAL
Pada tahap awal, tonjolan
hernia dapat muncul secara intermiten. Kemunculanya akan berkaitan dengan
setiap aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen. Tonjolan juga
dapat hilang dengan sendirinya atau didorong sendiri oleh pasien. Pada tahap
ini disebut dengan hernia reponible. Seiring dengan berjalannya penyakit maka
lama-kelamaan tonjolan hernia tidak menghilang atau tidak dapat didorong balik
oleh pasien. Jika belum menunjukkan gejala obstruksi atau komplikasi lainnya
maka dinamakan hernia irreponible. Pada keadaan tertentu hernia irreponible
dapat menimbulkan gangguan pasase usus atau obstruksi usus dengan gejala ileus
obstruksi, kedaan ini disebut hernia incarcerata. Pada beberapa
kasus hernia irreponible, struktur pembuluh darah dari isi hernianya dapat
mengalami gangguan oleh karena jepitan dan menimbulkan problem akut, keadaan
ini disebut hernia strangulata. Pada situasi tertentu dinding dari organ
viscus intra-abdomen dapat menjadi bagian dari kantong hernia, keadaan ini
disebut sliding hernia.
Hernia
incarcerata atau strangulata lebih sering terjadi pada hernia indirek (hernia
lateral) dan hernia femoralis dan jarang terjadi pada hernia direk. Benjolan
pada hernia femoralis pada pangkal paha dibawah ligamentum inguinal, lateral
dari pubis, dan medial dari vasa femoralis. Isi hernia femoralis berupa
sebagian kecil usus halus (biasanya bagian antemesenteri). Isi hernia tersebut
dapat mengalami inkarserata atau strangulata dan menjadi ganggren. Jenis hernia
dimana sebagian usus yang masuk ke cincin hernia disebut hernia Richter.
Hernia Femoralis
Defek/kelainan pada hernia femoralis
terjadi pada medial canalis femoralis. Batas anterior dari defek ini adalah
ligamentum inguinal, batas lateral adalah vena femoralis, batas posterior
adalah ramus os pubis dan ligamentum cooper, batas medial adalah ligamentum
lacunare. Karena batas-batasnya yang terdiri dari jaringan yang padat berupa
ligamentum dan tulang, maka rongga ini jarang mengalami ekspansi, sehingga
umumnya hernia muncul dalam bentuk inkarserata atau strangulata. Berbeda dengan
hernia inguinal, hernia femoralis bukan merupakan suatu kelainan bawaan. Dan
insidensi kasus hernia femoralis pada bayi dan anak-anak sangatlah rendah.
Secara klinis, hernia femoralis muncul
berupa benjolan kecil yang terletak medial dan dibawah ligamentum inguinal. Terkadang
hernia femoralis dapat muncul diatas ligamentum inguinal, pada kondisi ini
hernia tetap melalui canalis femoralis namun benjolan mengarah ke cephalac Sangat
sulit untuk dilakukan reduksi. Diagnosa banding hernia femoral adalah lipoma,
limfadenopati, dan tumor jinak lain.
DIAGNOSIS
Gold
standar untuk diagnosis hernia adalah dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pasien umumnya akan mengeluhkan benjolan pada lipat paha yang intermiten atau
persisten. Benjolan biasanya muncul setelah pasien melakukan aktivitas. Pada
hernia inkarserata pasien akan mengeluhkan nyeri yang persisten. Hernia
strangulata harus dicurigai pada keadaan dimana terdapat; demam, takikardi,
nyeri tekan pada palpasi, eritem pada kulit, leukosistosis, adanya gejala
obstruksi pada hernia yang irreponible.
Pasien
dapat diperiksa dalam posisi berdiri. Pada saat itu benjolan bisa saja sudah
ada, atau dapat dicetuskan dengan meminta pasien batuk atau melakukan manuver
valsava. Pada pria kita dapat melakukan fingertip
test, dengan cara memasukkan ujung jari telunjuk dari skrotum ke arah ring
eksterna yang berada lateral dari tuberculum pubicum. Pada saat pemeriksaan,
pasien melakukan manuver valsava atau mengedan, dan benjolan hernia akan
menyentuh ujung jari pemeriksa. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan pada
wanita dengan memasukkan ujung jari melalui labia mayora ke arah ring eksterna.
Hernia
femoralis akan muncul sebagai benjolan dibawah ligamentum inguinal dan berada
di medial dari pulsasi arteri femoralis. Hernia femoralis dapat saja sulit
untuk didiagnosa, terutama pada pasien yang gemuk.
Setelah
pasien diperiksa dalam posisi berdiri, pasien harus diperiksa dengan cara yang
sama pada posisi berbaring. Pemeriksaan juga harus meliputi lipat paha kanan
dan kiri untuk menyingkirkan hernia inguinalis bilateral. Beberapa penyakit
dapat menjadi diagnosa banding untuk hernia inguinalis.
MANAJEMEN
Anastesi.
Anastesi dapat general, epidural (spinal) atau
lokal. Anastesi epidural atau lokal dengan sedasi lebih dianjurkan.
Insisi.
Oblique atau tranverse, 0,5 inchi diatas titik
midinguinal (6-8 cm). Setelah memotong fascia scarpa dan vena superfisialis,
insisi diperdalam hingga mencapai aponeurosis obliqus eksternus.
Membuka
canalis inguinalis. Identifikasi ring eksterna yang
terletak pada aspek superior dan lateral dari tuberculum pubicum. Dinding
anterior dari kanalis inguinalis dibuka sejajar serat dari aponeursis obliqus
eksternus, lakukan preservasi N. Iliohipastric dan N.ilioinguinal. Lakukan
identifkasi dan mobilisasi spermatic cord, dimulai dari bagian tuberculum
pubicum, mobilisasi secara sirkular, dan retraksi dengan penrose drain atau
kateter foley.
Identifikasi
kantong hernia. Kantong hernia indirek
ditemukan pada aspek anteromedial dari spermatic cord. Setelah dijepit dengan
klem, kantong diotong ke arah proksimal. Pada hernia direk, kantong hernia
ditemukan di trigonum Hesselbach.
Eksisi
kantong hernia. Pada kantong hernia indirek,
setelah kantong dibuka semua isi kantong hernia, dapat berupa usus atau omentum,
dimasukkan ke dalam intra-abdomen. Kemudian leher hernia dijahit dan diligasi.
Kantong dieksisi dibagian distal dari ligasi. Sementara pada hernia direk
kantong dapat diinsersikan ke rongga peritoneum, namun pada kantong yang besar
diakukan eksisi pada kantong.
Pada
bayi dan anak-anak, operasi hernia terbatas dengan memotong kantong hernia.
Tidak diperlukan repair pada hernia bayi dan anak. Hal ini didasarkan bahwa
sebagian besar hernia pada anak tidak disertai dengan kelemahan dinding
abdomen.
TEKNIK HERNIA REPAIR
Bassini
repair. Teknik ini mulai diperkenalkan pada tahun 1889,
merupakan teknik yang simple dan cukup efektif. Prinsipnya adalah approksimasi
fascia tranversalis, otot tranversus abdominis dan otot obliqus internus (ketiganya
dinamai the bassini triple layer) dengan
ligamentum inguinal. Approksimasi dilakukan dengan menggunakan jahitan
interrupted. Teknik dapat digunakan pada hernia direk dan hernia indirek.
SHOULDICE
REPAIR. Teknik ini dipopulerkan di Kanada, merupakan
modifikasi dari Bassini repair. Pada tenik ini jahitan yang digunakan adalah running sutures/countinues. Jahitan
pertama dimulai dari tuberculum pubicum kemudian ke lateral untuk aproksimasi
otot obliqus internus, otot tranversus abdominis dan fascia tranversalis
(bassini triple layers) dengan ligamentum inguinal. Jahitan diteruskan hingga
ke arah ring interna. Jahitan yang sama kemudian dilanjutkan dengan berbalik
arah, dari ring interna ke tuberculum pubicum. Jahitan kedua dilakukan
aproksimasi antara otot obliqus internus dengan ligamentum inguinal dimulai
dari tuberculum pubicum. Karena jahitan aproksimasi pada teknik ini yang
berlapis, kejadian rekurensi dari teknik ini jarang dilaporkan.
McVay
(Cooper Ligament) repair.
Pada teknik ini terdapat dua komponen penting; repair dan relaxing incision. Repair dilakukan dengan approksimasi fasia
tranversalis ke ligamentum Cooper. Repair menggunakan benang nonabsorbable, 2.0
atau 0. Repair dimulai dari tuberculum pubicum dan berjalan ke arah lateral.
Jahitan pertama merupakan jahitan terpenting karena pada bagian tersebut sering
terjadi rekurensi. Langkah kedua adalah relaxing incision secara vertikal pada
fascia anterior musculus rectus. Teknik ini dapat digunakan untuk hernia
inguinalis dan femoralis.
TENSION-FREE
HERNIORRHAPHY/ LICHTENSTEIN. Teknik ini menggunakan
mesh prostetik untuk untuk mencegah terjadinya tension. Dapat dilakukan dengan
anastesi lokal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknik ini memberikan
outcome yang lebih baik; pasien lebih cepat untuk kembali berkerja, nyeri pasca
operasi yang lebih minimal, pasien lebih nyaman dan rekurensi yang lebih
minimal. Teknik ini dapat digunakan baik pada hernia direk maupun hernia indirek.
Variasi
teknik dengan menggunakan mesh telah berkembang hingga menggunakan mesh plug,
disamping mesh patch seperti tenik diatas. Mesh plug digunakan untuk mengisi
defek pada hernia. Mesh patch ini dapat dikombinasikan dengan mesh plug, dan
teknik ini cukup berkembang saat ini. Teknik ini juga dapat digunakan pada
kasus-kasus hernia rekuren.
REPAIR
DENGAN LAPAROSKOPI. Terdapat tiga teknik yang
berkembang untuk repair hernia dengan laparoskopi yaitu; transabdominal
preperitoneal (TAPP), intraperitoneal onlay mesh (IPOM), totally
ekstraperitoneal (TEP). Mengenai ketiga teknik laparoslopi ini akan ada pembahasan khusus.
REPAIR HERNIA FEMORALIS. Hernia femoralis dapat direpair melalui repair ligamentum cooper, melalui pendekatan preperitoneal atau laparoskopi. Hal penting dalam repair hernia femoral adalah reduksi kantong hernia, dan memperbaiki defek dengan aproksimasi traktus iliopubic dengan ligamentum cooper's atau dengan menempatkan prostetik mesh untuk menutupi defek. Pada kondisi dimana usus masih dalam kondisi baik, dapat dipilih pendekatan melalui ligamentum cooper's, sementara pada kondisi usus inkarserata, dan usus tidak dapat direduksi maka ligamentum lacunare dapat dikorbankan.
REPAIR HERNIA FEMORALIS. Hernia femoralis dapat direpair melalui repair ligamentum cooper, melalui pendekatan preperitoneal atau laparoskopi. Hal penting dalam repair hernia femoral adalah reduksi kantong hernia, dan memperbaiki defek dengan aproksimasi traktus iliopubic dengan ligamentum cooper's atau dengan menempatkan prostetik mesh untuk menutupi defek. Pada kondisi dimana usus masih dalam kondisi baik, dapat dipilih pendekatan melalui ligamentum cooper's, sementara pada kondisi usus inkarserata, dan usus tidak dapat direduksi maka ligamentum lacunare dapat dikorbankan.
Mantap Di!
BalasHapuswah... terimakasih mas Okta atas kunjungannya...
HapusMudah-mudahan dapat menginspirasi mas...
Artikel yang bermanfaat, anak saya pernah mengalaminya
BalasHapussilahkan klik http://youtu.be/OxaRAEZ2gDY
dan sekarang sudah sembuh setelah menjalankan operasi di rumah sakit, semoga bermanfaat, saya ijinkan boleh membagikan link videonya untuk berbagi sesama.
thanks admin
Terima kasih atas kunjungannya ke Bog saya bpk Yusuf...
Hapusapakah operasi hernia nguinalis sebelah kiri menggunakan mesh ada kemungkinan untuk kambuh?
BalasHapusoperasi sudah sekitar 7 th yang lalu.
Terima Kasih atas kunjungannya ke Blog saya...
HapusSudah hampir seluruh operasi hernia pada orang dewasa saat ini menggunakan mesh. Kecuali untuk kasus-kasus emergensi dimana terjadi jepitan pada usus melalui lobang hernia, maka penggunaan mesh pada kasus ini terdapat perbedaan pendapat antara memakai atau tidaknya mesh.
Salah satu tujuan penggunaan mesh adalah untuk mengurangi kekambuhan. Berdasarkan pengalaman klinis dan hampir semua literatur menyebutkan bahwa penggunaan mesh akan meminimalisir kekambuhan.
Jika ditanyakan apakah masih mungkin kambuh, maka jawabannya masih mungkin, di Amerika serikat angka kekambuhan hernia dengan menggunakan mesh sebesar 2 hingga 3%.
Di indonesia belum terdapat literatur yang menyebutkan angka kekambuhan.
Namun perlu diingat bagi penderita hernia inguinal kiri, bahwa kemungkinan baginya untuk mengalami hernia pada sisi yang kanan relatif lebih besar (hingga mencapai 50%) dibandingkan pasien dengan temuan awal hernia di sebelah kanan. Kemungkinan ini bisa saja masih belum meninggalkan gejala, atau dapat muncul dikemudian hari
selamat pagi doktor, boleh saya tahu bagaimanakah terjadinya hernia inguinalis yang berjenis bilateral? sisi manakah yang terjadi benjolan dahulu?
HapusCelana Hernia
BalasHapusCelana Hernia Dewasa
Celana Hernia Anak
Celana Hernia Wanita
Obat Hernia
untuk info penyembuhan hernia dengan terapi celana hernia dan obat herbal
BalasHapusvisit http://penyakitherniadancarapenyembuhannya.blogspot.co.id/
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus