Minggu, 21 Oktober 2012

Berkendara di Kota Padang tercinta....


Sore ini musibah menimpa, bemper depan mobil ditabrak oleh pemuda ingusan yang sangat sembrono mengendarai motor. Lokasinya di Jalan Ampang dari Alai menuju Baypass. Tidak perlu disebutkan bagaimana kejadiannya, tapi semua orang yang melihat saat itu sepakat bahwa pemuda telah sembrono dan salah. Tidak hanya sembrono tapi juga tidak memakai helm, tidak punya STNK, tidak ada plat motor dan knalpot yang memekakkan telinga.

Dengan sedikit emosi, saya bersikeras untuk menuntut ganti rugi atas mobil saya tersebut (sebenarnya mobil tersebut telah diasuransikan untuk memperbaiki kerusakan, tapi saya bertekad untuk memberi pelajaran kepada pemuda ini, biar kapok dan jera). Singkat cerita pemuda dengan teman wanita yang dia bonceng, bersedia untuk mengikuti saya dan datang ke rumah untuk menyelesaikan permasalahan secara damai.

Dengan berbagai perdebatan dirumah, akhirnya dia mau meninggalkan motornya sebagai jaminan, karena saat itu dia tidak membawa uang sepeserpun. Pada awalnya dia minta belas kasihan untuk berdamai, dan sangat takut pada orang tuanya jika mereka mengetahui kejadian ini. Tapi saya bilang, “Saya mau berdamai dengan syarat kamu tinggalkan motormu sebagai jaminan, dan bisa kembali kapan saja untuk mengambilnya namun dengan syarat harus membawa orang tua”. Saya tahu dia mungkin kesulitan jika memang benar-benar harus mengganti, tapi bukan itu tujuan saya bersikeras untuk meminta ganti rugi, tapi untuk memberi jera pada orang-orang yang model berkendaranya sama seperti pemuda ini.

Namun bukan itu inti tulisan saya kali ini, sebelumnya saya sangat bersyukur akan beberapa hal; pertama sang pemuda dan teman wanitanya hanya lecet badannya, dan tidak mengalami trauma fisik yang berarti. Padahal beberapa saat saat iya menabrak mobil, saya hanya berpikir bagaimana kalo seandainya mereka mengalami trauma kepala berat atau mengalami patah tulang ataupun dilindas kendaraan yang lain karena situasi lalu lintas di Jalan Alai tadi sore sangat ramai. Walaupun si pemuda yang salah, tapi pasti urusan akan panjang. Kedua, kerusakan mobil tidak begitu parah yang mungkin dalam sehari bisa segera diperbaiki.

Sebetulnya tulisan ini bagian dari keprihatinan akan bagaimana semerautnya lalu lintas di kota Padang yang tercinta ini. Jujur saya ingin mengatakan bahwa kota ini (Padang) memiliki predikat yang sangat buruk dalam berkendaraan. Entah itu motor, angkot pejalan kaki ataupun pengendara mobil pribadi. Sebagian besar sembrono, semaunya sendiri, sulit diatur (3 S). Saya mohon maaf jika kalimat ini kurang berkenan, tapi hal ini saya sampaikan karena saya sangat peduli dengan kota ini.

Ada pepatah barat yang bilang “Kalau anda ingin tahu bagaimana karakter dan budaya masyarakat suatu daerah, maka lihatlah bagaimana mereka berkendara”